Aneka Tips Ngaco: Cara Aman Menjaga Anak Tanpa Repot

Bagi gw, liburan bareng keluarga itu artinya beralih pekerjaan menjadi baby sitter. Gw sadari, ternyata ini pekerjaan yang cukup melelahkan, apalagi kedua keponakan gw terkadang hiperaktif, ga nurut, dan suka membantah, seperti beberapa kejadian berikut:

Bukannya duduk yang bener saat di restoran, si koko malah berdiri di kursi, megangin senderan kursi sambil loncat-loncat. Dibilangin suruh duduk yang bener, malah dicuekin, pura-pura ga denger. Dibilangin kalo loncat-loncat di kursi, kursinya bisa jatuh, eehhh… malah makin disengaja. Udah gitu, adeknya malah ikut-ikutan loncat-loncat di kursi sambil ketawa-ketawa. Pas disuruh duduk malah bilang, ‘Ga mauuuu!’

Melihat kokonya lari-lari, adeknya ga mau kalah dan ikutan lari-lari, malah mau naik turun tangga. Padahal jalan aja belum begitu lancar. Gara-gara liat adeknya naik turun tangga, kokonya yang tadi cuma lari-lari, sekarang mau ikutan naik turun tangga sambil loncat-loncat.

Koko lagi asik main sendiri dengan iPad kesayangannya. Adiknya dateng dan ikutan pencet-pencet. Tidak jarang, adiknya langsung saja mengambil barang yang sedang dipegang kokonya. Kokonya tentu saja marah dan tidak terima. Dipukullah sang adik. Tidak mau tinggal diam, adiknya pun membalas. Pertarungan sengit pun terjadi. Jauh lebih sengit daripada Perang Dunia ke 5.

Dan banyak kejadian lain yang membuat kita harus berkonsentrasi penuh menjaga mereka.

Di saat mereka lagi nakal-nakalnya, biasa gw langsung meminta bantuan papi atau maminya. Siapa tahu, kalo dibilangin sama papi atau maminya, anaknya bakalan lebih nurut. Tapi ternyata gw salah, papi-maminya sedang sibuk bermain dengan HP nya masing-masing dan malah ngeliatin gw sambil ketawa-ketawa.
Gw yakin masalah ini pasti dialami oleh banyak orang. Apalagi saat liburan, biasanya para mbak atau suster pulang kampung. Terus kalo harus fokus ngawasin anak-anak 24 jam begini, kapan kita bisa maen game? Kapan kita bisa foto-foto menikmati pemandangan? Kapan kita bisa shopping dengan tenang? Kapan kita bisa istirahat?
Gw pun berpikir mencari solusi sambil mengawasi keponakan gw yang bandel dan hiperaktif. Akhirnya gw menemukan ide brilian ber-tagline: ‘Anak Aman, Anda Nyaman‘. Gw rasa ide gw ini layak dapet penghargaan ‘Ide Penemuan Terbaik’ selama 100 tahun berturut-turut, bahkan mungkin lebih!

Cara 1

Sebenernya alatnya sudah beredar luas, hanya saja perlu sedikit modifikasi untuk meningkatkan keamanan. Alat yang sungguh terkenal itu bentuknya seperti ini:
Baju armor (creativeuncut.com, 2015)
Naaahh.. baju armor di atas itu harus dilengkapi dengan kacamata diving dan tabung oksigen juga, yang langsung terhubung ke mulut si anak. Kira-kira seperti ini:
Diving mask + tabung oksigen (Anthony Appleyard, 2004)
Jadi kalau baju armor, diving mask, dan tabung oksigen digabungkan menjadi satu, kira-kira hasilnya seperti gambar berikut:
Pengembangan ide ngaco (Image terakhir diambil dari filmfiction.net, 2015)
Tentunya bagian badan, tangan, dan kaki harus bisa diperpanjang atau diperpendek biar bisa ngikutin ukuran tubuh sang anak.
 
Kelebihan:
  • Lebih hemat dibanding membayar baby sitter.
  • Sangat meringankan pekerjaan orang tua, kakek-nenek, dan saudara-saudara. Orang dewasa lainnya pun bisa duduk makan dan melakukan pekerjaan seperti biasa tanpa perlu khawatir pada anaknya. Para ayah bisa maen DOTA atau COC tanpa gangguan. Para ibu bisa masak atau belanja tanpa khawatir.
  • Memberikan perlindungan maksimum dari kepala sampai kaki. Anak tidak akan terluka saat berantem dengan temannya, jatuh dari ketinggian, menginjak paku, ataupun tertusuk garpu. Mau loncat-loncat atau naik turun tangga 100x juga silakan. Kalo jatuh, ya, tinggal berdiri sendiri. Bahkan tetap aman dan tetap bisa bernapas bila anak jatuh ke kolam.
  • Anak bebas bergerak.
  • Anak akan lebih kuat karena terbiasa memakai baju armor yang berat sejak dini.

 

Kekurangan:
  • Harga cukup mahal.
  • Tabung oksigen harus sering diganti bila sudah habis.
  • Berat. Butuh beberapa bulan supaya anak terbiasa dan bisa bergerak bebas.
  • Butuh ruang penyimpanan yang besar.

 

Cara 2

Buat yang ga mau ribet dan berat, gw juga punya ide yang lebih simpel. Armor-nya tidak dibuat dari almunium, melainkan dari balon raksasa. Kalo sedang tidak digunakan, bisa dikempesin supaya lebih hemat tempat. Udah gitu, ga perlu repot bawa tabung oksigen, karena bakalan ngambang di air. Berikut ilustrasinya:
Balon raksasa (Tempo Media, 2015)
Kelebihan:
  • Lebih hemat dibanding membayar baby sitter.
  • Sangat meringankan pekerjaan orang tua, kakek-nenek, dan saudara-saudara. Orang dewasa lainnya pun bisa duduk makan dan melakukan pekerjaan seperti biasa tanpa perlu khawatir pada anaknya. Para ayah bisa maen DOTA atau COC tanpa gangguan. Para ibu pun bisa masak atau belanja tanpa khawatir.
  • Memberi perlindungan secara efektif. Anak tidak terluka saat berantem dengan kawan atau jatuh dari kursi. Bahkan anak akan mengambang saat anak jatuh ke kolam, tidak perlu takut anak akan tenggelam atau kehabisan napas.
  • Hemat tempat dan mudah disimpan. Balon bisa dikempesin saat disimpan.
  • Cocok untuk anak yang bertangan jahil. Orang tua tidak perlu khawatir karena anak tidak akan bisa memukuli temannya, memasukkan tangannya ke dalam colokan listrik,  mencoret-coret tembok, atau memasukkan benda-benda kotor ke mulut.

Kekurangan:
  • Tidak bisa melindungi seluruh tubuh, khususnya telapak kaki. Anak bisa saja tidak sengaja menginjak paku dan terluka.
  • Kurang efektif untuk melindungi anak dari benda tajam.
  • Saat menggunakan balon raksasa, si anak membutuhkan ruang gerak yang luas.
Jika ada pembaca yang beranggapan salah satu atau kedua cara di atas cukup efisien, silakan dipraktekkan langsung. Akan tetapi, penulis tidak akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi rumah sakit jiwa terdekat, karena cuma orang sakit jiwa yang butuh keterangan lebih lanjut soal ini. Hehehehehe…
Saran gw sih, nikmatilah masa-masa bermain dengan anak-anak / keponakan Anda selagi mereka masih mau dan selagi Anda bisa. Saat mereka Anda beranjak remaja atau dewasa nanti, mereka akan punya banyak teman sendiri yang menurut mereka jauh lebih seru daripada bermain dengan Anda!
Share this!
Subscribe
Notify of
4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ron
8 years ago

Haha, ada-ada aja. Dulu juga sering kesulitan ngurusin keponakan yang bandel, akhirnya belajar cara nenangin mereka dengan makanan dan permen. Alhasil keponakanku rata2 bulet sama habis giginya, Lol

8 years ago

Eh buseettt.. papi maminya ga ngomel tuh anaknya jadi bulet dan ompong? Hahahahaha

8 years ago

sakit

8 years ago

Sakit? Ke dokter atuh. Hahahaha…