Bukannya duduk yang bener saat di restoran, si koko malah berdiri di kursi, megangin senderan kursi sambil loncat-loncat. Dibilangin suruh duduk yang bener, malah dicuekin, pura-pura ga denger. Dibilangin kalo loncat-loncat di kursi, kursinya bisa jatuh, eehhh… malah makin disengaja. Udah gitu, adeknya malah ikut-ikutan loncat-loncat di kursi sambil ketawa-ketawa. Pas disuruh duduk malah bilang, ‘Ga mauuuu!’
Melihat kokonya lari-lari, adeknya ga mau kalah dan ikutan lari-lari, malah mau naik turun tangga. Padahal jalan aja belum begitu lancar. Gara-gara liat adeknya naik turun tangga, kokonya yang tadi cuma lari-lari, sekarang mau ikutan naik turun tangga sambil loncat-loncat.
Koko lagi asik main sendiri dengan iPad kesayangannya. Adiknya dateng dan ikutan pencet-pencet. Tidak jarang, adiknya langsung saja mengambil barang yang sedang dipegang kokonya. Kokonya tentu saja marah dan tidak terima. Dipukullah sang adik. Tidak mau tinggal diam, adiknya pun membalas. Pertarungan sengit pun terjadi. Jauh lebih sengit daripada Perang Dunia ke 5.
Cara 1
Baju armor (creativeuncut.com, 2015) |
Diving mask + tabung oksigen (Anthony Appleyard, 2004) |
Pengembangan ide ngaco (Image terakhir diambil dari filmfiction.net, 2015) |
- Lebih hemat dibanding membayar baby sitter.
- Sangat meringankan pekerjaan orang tua, kakek-nenek, dan saudara-saudara. Orang dewasa lainnya pun bisa duduk makan dan melakukan pekerjaan seperti biasa tanpa perlu khawatir pada anaknya. Para ayah bisa maen DOTA atau COC tanpa gangguan. Para ibu bisa masak atau belanja tanpa khawatir.
- Memberikan perlindungan maksimum dari kepala sampai kaki. Anak tidak akan terluka saat berantem dengan temannya, jatuh dari ketinggian, menginjak paku, ataupun tertusuk garpu. Mau loncat-loncat atau naik turun tangga 100x juga silakan. Kalo jatuh, ya, tinggal berdiri sendiri. Bahkan tetap aman dan tetap bisa bernapas bila anak jatuh ke kolam.
- Anak bebas bergerak.
- Anak akan lebih kuat karena terbiasa memakai baju armor yang berat sejak dini.
- Harga cukup mahal.
- Tabung oksigen harus sering diganti bila sudah habis.
- Berat. Butuh beberapa bulan supaya anak terbiasa dan bisa bergerak bebas.
- Butuh ruang penyimpanan yang besar.
Cara 2
Balon raksasa (Tempo Media, 2015) |
- Lebih hemat dibanding membayar baby sitter.
- Sangat meringankan pekerjaan orang tua, kakek-nenek, dan saudara-saudara. Orang dewasa lainnya pun bisa duduk makan dan melakukan pekerjaan seperti biasa tanpa perlu khawatir pada anaknya. Para ayah bisa maen DOTA atau COC tanpa gangguan. Para ibu pun bisa masak atau belanja tanpa khawatir.
- Memberi perlindungan secara efektif. Anak tidak terluka saat berantem dengan kawan atau jatuh dari kursi. Bahkan anak akan mengambang saat anak jatuh ke kolam, tidak perlu takut anak akan tenggelam atau kehabisan napas.
- Hemat tempat dan mudah disimpan. Balon bisa dikempesin saat disimpan.
- Cocok untuk anak yang bertangan jahil. Orang tua tidak perlu khawatir karena anak tidak akan bisa memukuli temannya, memasukkan tangannya ke dalam colokan listrik, mencoret-coret tembok, atau memasukkan benda-benda kotor ke mulut.
Kekurangan:
- Tidak bisa melindungi seluruh tubuh, khususnya telapak kaki. Anak bisa saja tidak sengaja menginjak paku dan terluka.
- Kurang efektif untuk melindungi anak dari benda tajam.
- Saat menggunakan balon raksasa, si anak membutuhkan ruang gerak yang luas.
Haha, ada-ada aja. Dulu juga sering kesulitan ngurusin keponakan yang bandel, akhirnya belajar cara nenangin mereka dengan makanan dan permen. Alhasil keponakanku rata2 bulet sama habis giginya, Lol
Eh buseettt.. papi maminya ga ngomel tuh anaknya jadi bulet dan ompong? Hahahahaha
sakit
Sakit? Ke dokter atuh. Hahahaha…