Dialog Dengan Orang Aneh: Saya Mau Beli Rumah Sekarang

Hai, ketemu lagi dengan kisah Orang Super Kaya (OSK). Buat kalian pembaca setia, mungkin udah kenal sama si OSK melalui cerita ‘Weekend Mewah dan Mobil yang Entah Di Mana‘. Salah satu kisah di post tersebut menceritakan alasan kenapa OSK beli mobil. Yang penasaran, silakan baca ceritanya di SINI.

Naahhh, di postingan kali ini, gw mau bercerita gimana si OSK ini beli rumah. Bisa ditebak, tentunya alasannya juga anti mainstream.

house

Rumah OSK tipe condominium mewah, letaknya di kawasan CBD (Central Business District). Kalo malem, khususnya Jumat malem atau Sabtu malem, tempat ini happening banget!! Terkenal di kalangan orang berduit sebagai tempat nongkrong yang ga malu-maluin. Beda sama gw yang kalo malem minggu cuma nongkrong di rumah. Oops, jadi curhat. Balik lagi ke rumah OSK, unitnya satu bangunan dengan shopping center dan MRT station. Ada fasilitas gym, kolam renang, dan jacuzzi juga. Harganya pasti sangat teramat sangat mahal, untuk ukuran gw yang malem minggu nongkrong di rumah.

Terus, gimana ceritanya si OSK beli rumah di kawasan tersebut? Supaya mudah, kita sebut saja kawasan tersebut kawasan ‘M’ alias mewah, alias mahal, alias miliaran harganya.

Pada suatu hari, OSK sedang nongkrong bareng teman-temannya di sekitar kawasan M. Pastinya, dia nongkrongnya bukan sama gw. Inget, gw kalo malem minggu cuma nongkrong di rumah. Balik ke cerita, setelah ngobrol lama ditambah beberapa botol alkohol, OSK jadi mabuk. Yeah, dia emang pencinta alkohol dan sering lose control.

Beberapa bar langganan sudah tahu kalo OSK sering tertidur pulas bak orang mati pingsan kalo lagi mabuk. Untungnya, ini Singapura, negara aman yang tingkat kriminalitasnya rendah. Handphone tergeletak di meja tanpa pengawasan pun, ga akan ada yang ngambil. Makanya OSK bisa tidur pulas tanpa beban. Gw yakin, dia pasti ga berani kalo gw tantangin mabuk di Indonesia.

Waktu itu bar sudah hampir tutup, OSK dibangunkan dan diminta untuk pulang. Apa daya masih mabuk, kepala tidak bisa berpikir jernih. Setengah sadar, bukannya berjalan pulang, OSK malah berjalan ke condominium terdekat di kawasan M.

Dia berpikir, ‘Ah enaknya kalo punya rumah di sekitar sini. Kalo mau pulang tinggal jalan sebentar.’

Dia pun mencari-cari informasi online, apakah ada condominium yang mau dijual. Didapatinya nomer seorang agen.

‘Halo, di kawasan M, apa ada condominium yang mau dijual?’ tanya OSK kepada si agen.

‘Oh iya sekarang lagi ada satu yang mau dijual. Unitnya di lantai sekian, dengan luas sekian bla bla bla,‘ si agen bercerita tentang detail unitnya.

‘Ok, saya mau beli sekarang.’

Si agen sedikit kebingungan. Bayangin aja, ada orang telepon mau beli condominium tengah malem, dan langsung bilang mau beli tanpa banyak basa-basi. Didatangilah OSK supaya bisa ngobrol face to face, dan mungkin langsung tanda tangan kalo jadi. Rupanya, si agen sudah bisa mencium bau-bau komisi alkohol lewat telepon. ‘Ayo buruan sebelum orang mabuk itu sadar’, pikirnya.

Proses serah terima memang tidak bisa berlangsung dalam hitungan menit. Namun sepertinya keberuntungan sedang berada di pihak OSK. Malam itu, rumah tersebut kosong, pemiliknya sedang tidak ada di sana. Bahkan, si pemilik mengijinkan OSK untuk ‘test sleep‘. OSK pun bisa tidur nyenyak di calon rumah barunya malam itu juga.

Yah, buat OSK, memang beli rumah ibarat beli bakso di abang-abang yang sering lewat depan rumah. Ga pake mikir, ga pake nawar. Tetapi walau begitu, OSK tidak menyesali rumah yang dibelinya. Dia justru merasa cukup beruntung karena harga condominium saat itu tergolong murah.

Share this!
Subscribe
Notify of
2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Anonymous
7 years ago

Coba saya bisa punya uang sebanyak itu ya…
beli rumah tinggal gesek…
hahhahaha