Pregnancy Journey: Memilih Dokter Kandungan

Ilustrasi dokter kandungan (Dreamstime, 2021)

Gw ga pernah ke dokter kandungan. Denger kata ‘ke dokter’ aja gw udah males. Gw ga suka dokter, apalagi ke dokter yang gw ga kenal.

Nah, pas gw tahu gw hamil, gw bingung harus ngapain dan harus ke dokter mana. Asalnya mau nanya temen, tapi ga jadi karena gw ga mau bikin ‘pengumuman’ sebelum 3 bulan.

Akhirnya…………..

Mr Hamburger yang nyari. Dia juga yang nelpon dan bikin janji sama kliniknya. Udah gitu, kalo ada apa-apa, kliniknya selalu nelpon Mr Hamburger, karena nomer dialah yang terdaftar di klinik. HAHAHAHA.

Read more “Pregnancy Journey: Memilih Dokter Kandungan”
Share this!

Singapore Permanent Residence – Approved!

Akhirnyaaaa.. setelah 6 bulan penantian, Singapore Permanent Residence (PR) Application gw akhirnya di-approved juga!

Ini PR Application gw yang kedua. Sebelum diserbu dengan berjuta pertanyaan, gw jelasin dulu timeline gw ya:

  • Akhir Desember 2015, visa kerja gw dan Mr Hamburger di-approved. Kita pun dateng ke Singapore.
  • Januari 2016 kita mulai kerja sebagai software engineer. Sama-sama software engineer, tapi bekerja di perusahaan yang berbeda.
  • April 2017, kita mencoba peruntungan gw apply Singapore PR.
  • Oktober / November 2017, Singapore PR application gw ditolak. Beberapa minggu setelahnya, Mr Hamburger juga ditolak. Sebenernya gw tahu kemungkinan besar bakal ditolak karena kita di Singapore belum juga 2 tahun. Tapi ga apa, seenggaknya ada record kalo kita pernah apply. Jadi kalo kita apply lagi, mereka tahu kalo kita serius. Ga menyerah walau pernah ditolak!
  • Desember 2017, kita renew EP. Gw ga tau ini apakah ini suatu yang signifikan atau ga. Tapi gw dapet kenaikan pangkat jadi Senior Software Engineer. Beberapa bulan kemudian Mr Hamburger juga naik pangkat jadi Operation Manager. Gaji kita juga pastinya dinaikin donk 🙂
  • September 2018, kita menikah di Singapore.
Read more “Singapore Permanent Residence – Approved!”
Share this!

Resepsi Pernikahan: Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?

Ngurusin wedding itu sulit, apalagi ngurusin sendiri dari negara pelit cuti (baca: Singapura). Kalo ini ibarat game, gw play on the hardest difficulty setting.

Semua vendor (termasuk venue, cake, hotel, souvenir, undangan, bunga, dll) gw pilih hanya berdasar gambar di Instagram dan review orang. Pertama kali gw masuk venue-nya, ya pas hari H. Pertama kali coba makanannya, liat wedding cakesouvenir, dan dekorasi, juga pas hari H. Huahahahaha.

Calon pengantin lain biasanya technical meeting H-14, gw technical meeting H-3. Groom-nya aja baru sampai di tempat H-1. Daannn… H+1 kita semua udah balik Singapura.

Untungnya semua berjalan dengan sangat luar biasa. Wedding dengan tema yang simple, ceria, tapi juga elegan, berlangsung sukses. Yay!

Terima kasih untuk semuanya yang telah mendoakan dan telah hadir dalam acara resepsi pernikahan kita <3.

Pada postingan kali ini, gw mau berbagi tentang hal-hal yang gw persiapkan (atau gw pertimbangkan) untuk resepsi gw. Walaupun sifatnya subjektif, tapi semoga postingan kali ini membantu untuk pembaca yang mau melangsungkan resepsi pernikahan ya 🙂 Read more “Resepsi Pernikahan: Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?”

Share this!

Cara Mendaftar Pernikahan di Singapura (ROM)

Note: Yang akan gw bahas hanyalah pernikahan sipil non-muslim di Singapura yang dilakukan via Registry of Marriages (ROM). Untuk yang muslim, silakan cek sendiri peraturannya di Registry of Muslim Marriages (ROMM).

Background

Pernikahan yang terdaftar di ROM merupakan pernikahan sipil, jadi tentu saja berkekuatan hukum. Pernikahan agama itu urusan masing-masing individu dan pemerintah Singapura ga peduli soal itu. Ga beragama pun, tetap boleh menikah secara legal.

Gw dan Mr Hamburger berbeda agama. Gw Buddhist, dia Katolik. Kami melangsungkan pernikahan di gereja Katolik. Setelah menikah pun, kita ga dapet surat gereja, hanya dapet surat nikah dari ROM. Kata pastornya, itu bukan karena kita beda agama, tapi emang kalo di Singapura seperti itu.

And yes, gw dapet banyak pertanyaan dari orang-orang kepo:

‘Hah, lo nikah di gereja, Stef? Pindah agama?’

‘Emang pastornya mau berkatin? Kalo di Indonesia mah jarang ada yang mau.’

…dan serangkaian pertanyaan lainnya.

Gw ga pindah agama, Mr Hamburger juga ga pindah agama. Ga ada yang pindah agama. Agama gw dan agama dia mengizinkan pernikahan beda agama. Banyak yang bilang sih, di Indonesia pastornya biasanya ga mau. Di Singapura, orang-orangnya lebih agnostik open-minded. Saksinya aja ga mesti beragama Katolik, yang penting 2 orang, di atas 21 tahun — sesuai peraturan pemerintah Singapura. Read more “Cara Mendaftar Pernikahan di Singapura (ROM)”

Share this!

Vaksinasi Kanker Serviks (HPV)

Gw pertama kali denger vaksin HPV itu dari koko gw. Mungkin sebelum-sebelumnya udah pernah denger, cuma gw ga pernah perhatiin. Sebagai orang yang takut jarum, gw emang sebisa mungkin jauh-jauh dari hal yang berhubungan dengan jarum.

Koko gw bilang, dulu sebelum dia married, dokter menyarankan (calon) istrinya vaksin HPV dulu untuk mengurangi resiko kanker serviks. Karena vaksinasinya harus 3x (jangka waktu 6 bulan), koko gw nyaranin gw untuk vaksin 6 bulan sebelum nikah. Mungkin dia takut gw langsung ‘melendung’ karena vaksin ini ga boleh diambil kalo lagi hamil.

Sebelum gw jelasin lebih lanjut, mungkin gw singgung sedikit mengenai serviks dan kanker serviks.

Apa Itu Serviks?

Anatomi Reproduksi Wanita (Parkway Cancer Centre, 2018)
Anatomi Reproduksi Wanita (Parkway Cancer Centre, 2018)

Bahasa awamnya: leher rahim. Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung.

(Alodokter, 2018)

Apa Itu Kanker Serviks?

(Modern Cancer Hospital Guangzhou, 2015)
(Modern Cancer Hospital Guangzhou, 2015)

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Kanker serviks adalah pertumbuhan abnormal yang terbentuk pada serviks. Kanker serviks berada pada peringkat ke-10 dari kanker yang paling umum terjadi dengan tingkat kematian yang berada di peringkat ke-8 tertinggi di antara kaum wanita di Singapura.

(Mount Elizabeth Hospital, 2018)

Di Indonesia sendiri, menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia.

(Alodokter, 2018)

Penyebab kanker serviks yang paling umum adalah infeksi yang disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV), meskipun tidak semua wanita yang terinfeksi oleh HPV akan menderita kanker serviks. Infeksi ini dapat menular melalui aktivitas seksual.

(Mount Elizabeth Hospital, 2018)

Kapan Harus Vaksinasi HPV?

In Singapore, HPV vaccines are licenced for females between 9 and 26 years old. A full vaccination includes three vaccine doses spread over a six-month period. Vaccine efficacy is extremely high for women who have never been exposed to HPV-16 and HPV-18 infection and the protection period is long-lasting. More than two hundred million doses of vaccines have been administered to girls and women worldwide since 2006. Records have shown that the safety profile of these vaccines is very good Development of vaccine related severe medical adverse events is rare.
(Singhealth, 2014)

All kids who are 11 or 12 years old should get two shots of HPV vaccine six to twelve months apart. Adolescents who receive their two shots less than five months apart will require a third dose of HPV vaccine.

If your teen hasn’t gotten the vaccine yet, talk to their doctor or nurse about getting it for them as soon as possible. If your child is older than 14 years, three shots will need to be given over 6 months. Also, three doses are still recommended for people with certain immunocompromising conditions aged 9 through 26 years.
(Centers for Disease Control and Prevention – CDC United States)

Dua-duanya sumber yang cukup kredibel. Satu dari pemerintah Singapore, satu dari pemerintah United States.

Gw jadi bingung dan ragu. Gw kan di atas 26 tahun, gimana donk? Apa udah ketuaan? Apa vaksinnya jadi ga efektif? Mana biayanya mahal lagi…

Gw pun konsultasi ke Dokter A (A).

Gw: Dok, gw mau nikah nih, apa perlu vaksinasi HPV? Tapi gw baca-baca di Internet, katanya itu untuk usia 9-26 tahun ya?

A: Oh ga perlu. Penelitiannya dilakukan untuk usia 9-26 tahun, jadi di luar range itu, keefektifannya belum terbukti. Kamu cuma perlu pap smear 3 tahun sekali aja supaya kalo terinfeksi HPV bisa langsung ketauan.

Gw: Oh gitu ya. Oke. Terima kasih, Dok.

Butuh opini tambahan, gw konsultasi ke Dokter B (B).

Gw: Dok, gw mau nikah nih, apa perlu vaksinasi HPV? Tapi gw baca-baca di Internet, katanya itu untuk usia 9-26 tahun ya?

B: Oh boleh. Memang disarankan untuk yang berusia 9-26 tahun karena itu usia di mana mereka mulai aktif secara seksual. Teorinya, paling baik jika diberikan sebelum melakukan hubungan seks pertama kali. Karena apabila sudah berhubungan seks dan terinfeksi HPV, vaksin ini udah ga berguna lagi. Vaksin ini cuma untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks (mencegah), bukan mengobati.

Gw: Jadi kalo udah lebih dari 26 tahun ga apa-apa ya?

B: Kalo memang belum terinfeksi, masih efektif kok. Sebenernya sampe umur 40-an tahun masih boleh vaksin.

Gw: Gimana caranya kita tahu apakah kita sudah terinfeksi?

B: Kalo belum pernah berhubungan seks, kemungkinannya sangat kecil sekali, jadi alangkah baiknya kalo vaksin dulu. Kalo sudah pernah berhubungan seks, lebih baik pap smear dulu buat cek apakah sudah terinfeksi atau belum.

Setelah konsultasi ke Dokter B dan melakukan riset tambahan, gw makin yakin. Apalagi pas baca website-nya Cancer Council Australia. Di sana tertulis:

The HPV vaccine is licensed for males aged 9–26 years and females aged 9–45 years. 

Gw memutuskan untuk vaksin.

Tipe Vaksinasi HPV

Ceritanya berlanjut lagi, karena vaksin HPV itu macem-macem. Yang paling umum adalah Gardasil dan Cervarix.

Sebelum ceritanya gw lanjut, gw kasih ringkasan dulu perbedaan Gardasil dan Cervarix, siapa tahu ada yang lagi bingung juga:

Gardasil (atau dikenal juga dengan Gardasil-4)

  • Berisi 4 strain virus: HPV 6, 11, 16, dan 18. HPV 16 dan 18 ini yang paling berbahaya (dari ratusan virus) dan 70% penyebab kanker serviks di dunia. Strain lainnya lebih dikhususkan untuk kutil kelamin dan kanker penis dan kanker anal.
  • Dosis: 2 x 0,5 mL untuk anak di bawah 14 tahun. Di atas 14 tahun, 3 x 0,5 mL.
  • Jadwal: Bulan 0, 2, dan 6.
  • Kegunaan: Mengurangi resiko kutil kelamin (laki-laki lebih rentan), kanker penis, kanker anal, dan kanker serviks.
  • Untuk laki-laki dan perempuan.
  • Informasi lebih jelasnya bisa dibaca di SINI.

Cervarix

  • Berisi 2 strain virus: HPV 16 dan 18.
  • Dosis: 2 x 0,5 mL untuk anak di bawah 14 tahun. Di atas 14 tahun, 3 x 0,5 mL.
  • Jadwal: Bulan 0, 1, dan 6.
  • Kegunaan: Mengurangi resiko kanker serviks (kata dokter B sih lebih efektif daripada Gardasil).
  • Khusus untuk perempuan.
  • Informasi lebih jelasnya bisa dibaca di SINI.

Koko gw nyaranin Gardasil karena istrinya dulu ambil Gardasil. Sedangkan Dokter B bilang, biasanya laki-laki ambil Gardasil untuk mengurangi resiko kutil kelamin, kanker penis, dan kanker anal. Perempuan ambil Cervarix yang lebih fokus dan lebih efektif mengurangi resiko kanker serviks.

Karena gw bingung, gw ga langsung vaksin saat itu juga. Gw riset lagi di Internet, terus ternyata ada vaksin HPV baru (ga baru-baru amat sih – Februari 2015) yang lebih bagus dari Gardasil dan Cervarix. Gardasil-9, namanya. Sesuai namanya, Gardasil-9 berisi 9 strain virus HPV.

Berikut summary-nya:

Gardasil-9

  • Berisi 9 strain virus: 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58.
  • Dosis: 2 x 0,5 mL untuk anak di bawah 14 tahun. Di atas 14 tahun, 3 x 0,5 mL.
  • Jadwal: Bulan 0, 2, dan 6.
  • Kegunaan: Mengurangi resiko kutil kelamin (pria lebih rentan), kanker penis, kanker anal, dan kanker serviks. Teorinya sih, lebih efektif daripada Gardasil-4. Ga heran kalo harganya hampir 2x lipat dari Gardasil-4 atau Cervarix.
  • Untuk laki-laki dan perempuan.
  • Informasi lebih jelasnya bisa dibaca di SINI.

Setelah liat data itu, pastinya gw pilih Gardasil-9 donk. Tapiii… Gardasil-9 tuh ternyata mahal dan langka (gw tinggal Singapura, ga tau deh kalo di Indonesia langka atau enggak). Supply-nya sedikit, demand-nya buanyak. Makanya begitu dateng, langsung dikasih ke yang udah antri pre-order.

Gw juga gitu, harus pre-order dulu. Baru dapet kira-kira 3-6 minggu kemudian. Itu pun, diminta bayar 3 dosis sekaligus. Harga per dosisnya SGD 224.7 (hampir 2x lipat dari Gardasil-4 atau Cervarix). Harga ini cuma buat patokan aja ya, karena tiap klinik harganya bisa berbeda.

Efek Vaksinasi Bisa Tahan Berapa Lama?

Teorinya, seumur hidup cuma perlu sekali (yang terbagi jadi 3 dosis) aja. Tapi datanya belum mendukung. Yah, namanya juga vaksin baru. Gardasil-4 aja baru keluar Juni 2006 sedangkan Cervarix, September 2007.

Dari data orang-orang yang melakukan vaksin kurang lebih 1 dekade lalu, efek vaksin masih bertahan dan masih kuat hingga sekarang. Yah, at least, udah terbukti kalo efeknya bisa tahan 10 tahun lah.

Vaksinasinya Sakit Enggak?

Oops, kamu salah nanya orang. Sebagai orang yang takut jarum, pasti gw bilang sakit laahh! Psychologically painful, tepatnya!

Pas disuntik kerasa serumnya hangat-hangat nyes masuk gitu. Abis itu tangannya langsung sakit. Otot-ototnya kaku dan sakit kaya abis olahraga berat gitu. Tahu, kan? Hah, ga tau? Ga pernah olahraga berat, ya? 😛

Sehari kemudian udah ga begitu sakit, kecuali kalo dipencet-pencet. Masih agak bengkak dikit sih, tapi dokternya bilang, 1-2 hari juga membaik. Reaksi individu bisa berbeda. Waktu gw vaksin hepatitis sih, ga pake acara bengkak, malah dalam waktu beberapa jam udah ga berasa apa-apa dan bisa olahraga. Tapi entah kenapa, vaksin HPV ini sakitnya lebih tahan lama.

Atur-atur aja lah waktunya kalo mau vaksin. Kalo udah tahu besok mau ikut lomba panjat pinang, ya hari ini jangan vaksin. Hihihihi.

Suntiknya di lengan kiri, tapi pas ngasih kartu kredit, tangan kanan gw langsung ikutan lemes juga. Kaya ga relaaa gitu bayarnya. SGD 224.7 x 3 (dikali 3 karena diminta langsung bayar untuk 3 dosis) melayang. Bye-bye tiket pesawat buat honeymoon *nangis di pojokan*.

***

Anyway, kalian yang akan / sudah vaksin HPV, ada ga yang risetnya ‘seniat’ gw?

Percayalah, vaksin lain kalo pilihannya cuma satu, gw juga bodo amat. Ini pilihan serumnya banyak dan mahal, dan cuma bisa vaksin sekali untuk seumur hidup, makanya gw riset baik-baik dulu.

Share this!