Siapa sih yang ga seneng dapet tiket pesawat kelas bisnis pulang-pergi gratis ke London? Apalagi kalo dapet akomodasi gratis selama di sana!
Baca Juga: Pesawat Business Class Vs. Economy Class
Judulnya sih ‘business trip‘, tapi gw tetep nyelipin waktu untuk jalan-jalan. Lumayan dapet 3 weekend kosong, kaki tetap melangkah meski harus solo. Jangan heran kalo jalannya ga jauh-jauh dari kota London. Beginilah nasib anak kantor, Jumat malem pulang kerja, Senin udah harus ngantor.
Ok langsung aja ke topik utama, berikut tempat-tempat yang gw kunjungi selama di London:
London Eye
Ke London, kalo ga foto-foto sama London Eye, red telephone booth yang ikonik, dan Big Ben (meski lagi direnovasi) kayanya kurang afdol, ibarat makan mie tanpa telor. Ketiga ikon ini lokasinya sebelah-sebelahan, bisa keliatan dalam satu pandangan.
Kalo banyak waktu luang, bisa menyempatkan diri berjalan-jalan di sepanjang sungai Thames, naek London Eye yang merupakan observation wheel terbesar di dunia (tingginya 135 meter), atau masuk ke SEA LIFE Centre London Aquarium.
Tower Bridge
Jembatan cantik di atas itu adalah Tower Bridge, BUKAN London Bridge. Banyak orang mengira jembatan di gambar tersebut adalah London Bridge. Memang sih, nama London Bridge lebih mendunia. Sejak kecil, kita udah diputerin lagu ‘London bridge is falling down… falling down… falling down…‘ Tapi London bridge aslinya keliatan biasa aja, ga worth buat dikunjungi.
Buckingham Palace
The home of The Queen!
Ga semua ruangan di Buckingham Palace bisa diakses publik, hanya Buckingham Palace State Rooms saja. Itu pun cuma dibuka untuk umum pada tanggal-tanggal tertentu, jadwalnya dicek di SINI.
Tiket masuknya bisa dibeli di link yang sama dengan harga GBP 25 untuk dewasa, GBP 17 untuk anak-anak umur 5-17 tahun. Sayangnya, pas gw ke sana, Buckingham Palace lagi ga dibuka untuk umum.
Kalo pun sedang tidak dibuka untuk umum, pengungjung juga bisa berfoto dan memandangi kemegahan istana dari depan, serta menyaksikan Changing the Guard Ceremony jam 11 pagi (kalo hari Minggu jam 10.00 pagi). Durasinya 30-45 menit.
Kalo hujan deres, atau lagi ada acara besar di istana, Changing the Guard Ceremony ditiadakan. Sebelum ke sana, bisa cek dulu jadwalnya di SINI.
Nontonnya gratis, sebaiknya dateng ke sana agak pagian biar dapet spot nonton yang enak.
St James Park
Letaknya deket banget sama Buckingham Palace. Abis nonton Changing the Guard Ceremony bisa langsung ke sini.
Gw ke sini dua kali, saat dua musim yang berbeda: pertama kali saat musim gugur, dan kedua saat awal musim semi. Beda musim, ternyata beda nuansa.
Saat musim gugur, taman ini rame dan cantiiiikkkk banget. Selain pohon dan dedaunan, ada berbagai jenis binatang seperti burung, bebek, angsa, tupai… Banyak juga anak-anak kecil, salah satunya gw, asik berinteraksi memberi makan para binatang.
Kunjungan kedua, awal musim semi, taman ini keliatan biasa aja, ga serame saat musim gugur juga. Daun-daunnya semua udah berwarna hijau, sebagian bahkan masih belum bangkit dari musim dingin. Kalo gini mah, ga beda jauh sama taman di Singapore. Kecewa deh, padahal gw bela-belain datang dari jauh dengan harapan gw dapet feel dan nuansa yang sama dengan saat gw datang di musim gugur tahun lalu.
Museums (Natural History Museum, Science Museum, VnA Museum, The British Museum)
London merupakan salah satu kota dengan museum terbanyak di dunia (urutan ke 5). Ada 192 museum yang keren-keren di sana, dan yang terpenting: kebanyakan GRATIS. Meski di pintu masuk biasanya ada beberapa orang staff dan kotak untuk donasi, kamu ga perlu sungkan, banyak juga yang masuk tanpa donasi.
Gw cuma sempat masuk ke museum-museum yang gw sebutin di atas. Semuanya gratis (makanya gw ke sana hihi). Hebatnya lagi, walaupun gratis, museum-museum tersebut keren banget lho. Bukan cuma dalemnya, tapi tampak luarnya juga!
Favorit gw Natural History Museum dan The British Museum. Gw ga ngerti art, jadi gw ga bisa komentar banyak soal VnA Museum.
Ada satu momen yang cukup berkesan ketika gw di Natural History Museum. Di sana, ada satu area yang khusus menjelaskan tentang bagaimana kita dibuat. Dimulai dari pengenalan organ reproduksi pria-wanita, apa itu sperma dan ovum, interaksi seksual, sampai proses hamil dan melahirkan – semua lengkap pake gambar.
Gw melihat beberapa orang tua, tanpa malu-malu, menjelaskan gambar-gambar tersebut pada anaknya yang kira-kira masih berumur 8-10 tahun. Keren!! Kapan pendidikan seksual bisa menjadi topik yang tidak lagi tabu untuk masyarakat kita? Kapan kita akan memberi tahu anak-anak kita bahwa mereka itu bukan ‘pemberian’ burung bangau?
Notinghill
Kalo bosen sama bangunan-bangunan di pusat kota London yang warnanya itu-itu aja, jalan-jalan lah ke Notting Hill. Area ini terkenal akan rumah warna-warninya. Katanya sih, ini salah satu kawasan elite-nya London.
Jangan lewatkan juga Portobelo Road Market yang buka hari Senin-Sabtu jam 08.00 pagi sampe jam 06.30 sore. Jualannya macem-macem, dari souvenir, makanan, sampai berbagai barang antik seperti uang kuno dan kamera tua.
Oxford Street – Shopping
Gw ke London awal spring, saat temperatur masih satu digit positif. Di sepanjang Oxford Street, banyak banget barang-barang winter yang didiskon gede-gedean.
Kalo kamu orang sok sibuk yang ga punya waktu banyak kaya gw #uhuk, langsung aja ke Primark (bukan sponsor) dan belanja di sana. Pilihannya banyak, model lumayan, harganya pun bersahabat. Gw sendiri beli trench coat dan beberapa jaket kulit di sini.
Gw juga beli 2 pasang sepatu boot, tapi gw lupa nama tokonya. Yang jelas di sekitar Oxford Street juga.
Di sana, baju musim dingin adalah kebutuhan. Di negara kita yang panas sepanjang tahun, baju musim dingin adalah hal yang mewah! Belom didiskon aja, harganya udah lebih murah dibanding harga di Malaysia / Singapura / Indonesia, apalagi kalo didiskon! Pilihan warna dan modelnya pun banyak banget. Tanpa pikir panjang, gw langsung borong. Kapan lagi gw bisa dapet sepatu boots kulit, jaket kulit, dan trench coat murah dan berkualitas?
Di sana, gw juga sempat ikut tur 1-day trip keluar London. Tempat yang gw kunjungin dalam satu hari itu adalah:
Windsor Castle
Katanya sih istana favoritnya Prince Harry dan Queen Elizabeth II (ratu Inggris yang sekarang), makanya ga heran kalo Prince Harry dan Meghan Markle melangsungkan pernikahan di sana.
Ada 3 tempat yang bisa dikunjungi di Windsor Castle:
- State Apartments
- St George’s Chapel
- Queen Mary’s Dolls’ House
State Apartments
Sumpah ini keren buanget!!!
Meski pengunjung cuma bisa mengakses beberapa ruangan, tapi rasanya puas banget. Ruangan-ruangannya buessaaarrrr dan muewaahhh.
“Windsor Castle was built to impress, buat menunjukkan betapa kayanya kerajaan Inggris,” kata tour guide-nya.
Setelah melihat semua itu, gw setuju.
Saat gw ke sana, ada exhibition khusus tentang pernikahan Prince Harry dan Meghan Markle. Ada sketsa gaun pernikahan, bahannya, pattern-nya, foto-foto pernikahannya, sampe gaun asli yang dipake Meghan Markle saat hari H.
Sayangnya, pengunjung ga boleh foto di dalem sini, jadi gw ambil foto dari Internet aja ya:
Queen Mary’s Dolls’ House
Queen Mary’s Dolls’ House sedang ditutup untuk renovasi, jadi gw ga bisa masuk ke sana.
St George’s Chapel
Gereja tempat Prince Harry dan Meghan Markle mengucap janji suci pernikahan. Bukan hanya itu saja, beberapa keluarga kerajaan Inggris yang sudah meninggal juga dimakamkan di gereja ini, seperti King Edward IV dan istrinya, King Henry VI, King Edward VII dan istrinya, dan lainnya. Kabarnya, kemungkinan besar Queen Elizabeth II juga akan dimakamkan di sini setelah meninggal.
Stonehenge
Siapa yang ga tahu Stonehenge, bangunan pra-sejarah yang sepertinya paling terkenal akan kemisteriusannya. Di mana mereka nemu batu sebesar itu? Gimana ngangkatnya?Apa fungsinya? Dan banyak pertanyaan lainnya yang sampe sekarang belum benar-benar terpecahkan.
Stonehenge ini merupakan salah satu tempat yang pengen gw liat. Kayanya orang aneh dan misterius memang biasanya tertarik ke tempat aneh dan misterius juga. Hahaha. Letaknya yang agak jauh dari kota Inggris, sekitar 2,5 jam naek mobil, tidak membuat niat gw bergeming. Meski akhirnya gw pilih ikut tur, daripada naek trasportasi publik, biar menghemat waktu.
Kata temen gw, dulu ga ada pemisah antara turis dan batu-batunya. Jadi turis-turis bisa langsung pegang batunya. Tapi karena kebanyakan turis, tanahnya jadi anjlok dan batunya jadi bergeser dari tempatnya, makanya sekarang dipasangin tali pemisah. Kita cuma bisa liat batu dari jarak sekitar 10 meter gitu. Ya tetep keliatan sih, kan batunya GEDE.
Ga begitu banyak yang bisa dilihat di sini selain gift shop, beberapa penjelasan tentang Stonehenge, dan Stonehenge-nya sendiri. Untungnya, gw ke sini bukan pas peak season (gw ke sini pertengahan November), jadi agak kosong, dan gw bisa dapet foto cantik tanpa turis-turis lain seperti ini — setelah minta tolong 4 orang yang berbeda:
City of Bath
Kota ini dinamai City of Bath karena terkenal akan pemandian air panas peninggalan Roma.
Berhubung gw ikut 1-day-trip dan waktu gw di sini terbatas banget (cuma 2 jam!), gw jadi ga puas mengeksplorasi salah satu World Heritage Site ini. Gw cuma sempat masuk ke The Roman Bath, dan jalan-jalan di pusat kota.
Ketika menyelusuri City of Bath, gw merasa ditarik ke jaman dulu, kesannya kuno banget (tapi cantik lho). Ada bangunan-bangunan tua, istana-istana yang gw ga tau nama dan kegunaannya, cocok buat lokasi film bernuansa Romawi Kuno.
Sedihnya, walaupun kotanya cantik, karena gw pergi sendiri, gw ga bisa dapet foto-foto bagus (yang ada gw-nya!). Pertama, gw ga bawa tripod. Kedua, tempatnya rame buanget! Mungkin harus dateng pagi-pagi kalo mau dapet foto yang sepi. Tapi ya sudahlah, siapa tahu nanti-nanti ada kesempatan dateng lagi sama si fotografer, eh maksudnya Mr Hamburger. Hahaha.