Miskonsepsi 1: Umat Buddha Tidak Berdoa Sebelum Makan
“Are you Christian?”
Bukannya semua agama seharusnya berdoa sebelum makan?
Miskonsepsi 2: Umat Buddha Harus Vegetarian
Umat memberikan dana makanan saati pindapatta (dhammaflavour.net, 2011) |
Pindapatta artinya menerima persembahan makanan. Pindapatta merupakan tradisi Buddhist yang telah dilaksanakan sejak zaman kehidupan Sang Buddha Gautama hingga saat ini, terutama di beberapa negara, seperti Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Sri Lanka.
Ketika berpindapatta, para Bhikkhu / Bhikkhuni berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa Patta (mangkok makanan) untuk menerima dana makanan dari umat. Dalam Pindapatta, Bhikkhu / Bhikkhuni tidak boleh meminta ataupun menolak sesuatu.
Yup betul, ga boleh minta, dan ga boleh nolak. Kalo memang memutuskan untuk ber-vegetarian, dagingnya boleh saja diberikan pada Bhikkhu / Bhikkhuni lain. Dan jangan heran kalo saat pindapatta, mereka terkadang mendapatkan makanan dengan kombinasi yang aneh seperti kari dengan es krim. Atau makanan yang ekstrim seperti kari semut, kodok rebus, atau belalang goreng, karena bisa jadi makanan tersebut dianggap normal oleh penduduk setempat. Menurut gw, lebih mudah jadi vegetarian, daripada makan makanan ekstrim begitu.
Seorang bhikkhu seharusnya mengkonsumsi makanan bukan untuk kenikmatan, mendapatkan kekuatan khusus, mengembangkan bagian tubuh agar tampak menarik, dan bukan untuk mempercantik diri. Tetapi hendaknya sekedar demi kelangsungan hidup, memelihara kesehatan, dan memungkinkan mereka tetap bisa menjalankan kehidupan suci (Apannaka Sutta, Anguttara Nikaya).
Miskonsepsi 3: Umat Buddha Boleh Makan Daging Apapun
Berikut 10 jenis daging yang sebaiknya dihindari umat Buddhist, seperti yang tertulis dalam Mahavagga Pali, Vinaya Pitaka.
- Daging manusia.
- Daging gajah.
- Daging kuda.
- Daging anjing.
- Daging ular.
- Daging singa.
- Daging harimau.
- Daging macan tutul.
- Daging beruang.
- Daging serigala atau hyena.
Gw kurang tahu apakah aturan ’10 jenis daging yang harus dihindari’ relevan atau tidak untuk orang awam seperti kita, yang tidak mempraktikkan meditasi di hutan.
Selain itu, ada ‘3 syarat daging yang tidak boleh dikonsumsi’ atau yang biasa disebut daging tidak murni, berlaku bagi seluruh umat Buddhist. Syarat tersebut adalah:
- Melihat secara langsung pada saat binatang tersebut dibunuh.
- Mendengar secara langsung suara binatang tersebut pada saat dibunuh.
- Mengetahui bahwa binatang tersebut dibunuh khusus untuk diri kita.
Namo buddhya … Kita hanya boleh memakan dengan 3 syarat tadi yang sudah penulis jelaskan. Inti dari ajaran agama buddha ialah Untuk tidak membunuh dan tidak menyakiti mahluk apapun. Jika kita sedang bertamu di persembahkan makanan daging dengan syarat JENIS daging yang diperbolehkan. bagi penganut theravada , diantara nya saya itu boleh. Agama buddha mengajarkan untuk berbijaksana dalam bertindak tanduk dalam beberapa kondisi hidup. Membunuh mahluk apapun tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Bukan soal makan daging atau tidaknya. Jika ada daging, dengan penuh syarat. Dengan kondisi penuh syarat maka dalam ajaran buddha itu tidak dibenarkan ataupun disalahkan. Agama buddha fokus… Read more »
Hi, setau aku, karna kan kita kenal namanya kelahiran berulang sejak awal-tak-bermula so sudah banyak makluk hidup (baik yang kelihatan maupun tidak) jadi orang tua kita. jadi kalo welas asih kita besar, mana tega lagi kita makan makluk hidup kalo kita anggap semua makluk adalah orang tua kita *cmiiw
terus lo tega kawin istri atau suami lo yang sekarang rupanya dulunya kakek atau nenek lo ?
mana welas asih lo ?
Ada yang tau ga 8 alasan utama kenapa harus vegetarian?
Hi, setau aku, karna kan kita kenal namanya kelahiran berulang sejak awal-tak-bermula so sudah banyak makluk hidup (baik yang kelihatan maupun tidak) jadi orang tua kita. jadi kalo welas asih kita besar, mana tega lagi kita makan makluk hidup kalo kita anggap semua makluk adalah orang tua kita *cmiiw
Kak meta juga orang buddhist aliran buddhayana,, kak boleh tanya gk?
Kan gini kak meta ini setiap hari attasila,, banyak yang bilang kalo atthasila itu boleh minum susu/pun jus buah… Itu sebenernya boleh gk si kak??
Tolong di jawab ya kak
Hi Metta,
Seharusnya sih kalo bukan makanan padat, ya tidak masalah. Aku pernah denger Bhikku di Thailand (aliran Theravada) kalo sore juga minum susu dan tidak dilarang. Walau begitu, tetep pro dan kontra.
Untuk lebih pastinya, Metta tanya aja langsung ke Bikkhu terdekat.
Semangat ya atthasila-nya 🙂
Hi.. salam kenal ya.. baru aja nemu blog ini gegara cari info jalan ke Hongkong – Macau. Sangat informatif, thanks ya.. And I’m Christian, tapi tertarik dengan ajaran Budha, karena mengajarkan kebaikan dan kebijaksanaan. Senang aja baca ulasan mengenai ajaran Budha.. Mau dong ulas lagi tentang ajaranNya..
Hi Indah, salam kenal juga.
Glad you like it. Nanti suatu saat aku akan bahas lagi ajaran Buddha lainnya. Aku sendiri juga masih terus menerus belajar kok.
Anyway, selamat liburan juga ya.
Aku juga umat Buddhis, aliran Theravada. Seringkali dalam menjalankan sila banyak membuat keheranan orang, selain makan juga soal aturan parfum, perhiasan terutama bergosip, hehe 🙂
Oow baru tau kalo Ron Buddhist juga. Gw aliran Tantrayana.
Theravada itu setau gw, aliran yang paling menjaga sila. Kalo ga salah, Theravada itu bhante-nya wajib vegetarian dan atthasila, kan? Kalo Mahayana ama Tantrayana sih enggak.
Emang sih orang-orang non-Buddhist suka bingung ngeliat sila-sila nya, ya. Seolah-olah kita ini pasif sekali dan ga boleh ngapa-ngapain selain meditasi di bawah pohon. Hehehehe…
Nggak wajib vege sih tapi sila yang harus dijaga utamanya aja 300an. Aku sebenarnya sudah hampir hidup jadi samanera terus ke Bhikkhu, sayangnya orang tua belum mengizinkan karena beda keyakinan, hehe.
Mahayana sebagian besar malah harus Vege sih, kebenaran sebelumnya aku belajar semua agama yang ada.
Ya, mereka harus bisa bedakan umat awam sama praktisi yang udah meninggalkan keduniawian sih, haha.
Paling sering kalau pindapatta itu ada yang kasih uang.
Oh, berarti gw kebalik antara Mahayana dan Theravada. Ya kalo jadi Bhikkhu emang sila nya seabrek-abrek. Hmm.. padahal bagus lho jadi Bhikkhu, bisa cepat-cepat terlepas dari samsara. Semoga suatu hari orang tua mengizinkan ya :).
Yang gw tau malah kalo di Indonesia, sebelum pindapatta gitu biasanya panitia vihara udah ngasih penyuluhan gitu ke masyarakat sekitar. Jadi biasanya masyarakat udah tau apa yang boleh dikasih apa yang enggak. Mungkin kalo ga ada penyuluhannya, ya dikasih uang kali ya. Padahal Bhikkhu kan ga boleh punya uang. Hehehehe..
Kalau di kota besar mungkin begitu ya. Kalau di daerah Indonesia masih banyak yang begitu jadi Bhikkhunya di dampingi umat saat pindapatta.
Ya, semoga bisa tercapai dikehidupan ini menjalani hidup pertapaannya hehe 🙂