BTS: Makan Magic Mushroom di Gili

Gili Trawangan donk, Stef. Gw mau nyobain magic mushroom! Gw pernah ke Bali tapi ga nemu yang begituan.

Rengekan temen gw yang juga menjadi salah satu alasan kenapa akhirnya kita ke Gili.

Jamur ini tumbuhnya di kotoran sapi atau kotoran banteng. Eewww. Memakannya bisa menimbulkan halusinasi yang efeknya berbeda-beda. Konon katanya, jamur ini bisa memperkuat apa indra dan perasaanmu 10 kali lipat. Kalo kamu sedang bahagia, kamu bisa ketawa ga berenti-berenti, begitu juga sebaliknya. Maka disarankan, kalo kamu lagi sedih, stress, atau depresi, sebaiknya tidak mengkonsumsi jamur ini. Read more “BTS: Makan Magic Mushroom di Gili”

BTS: Staff Bandara yang Tidak Jujur

Gw mau menyampaikan rasa kekecewaan gw terhadap salah seorang petugas bandara di Lombok. Namun, demi kenyamanan semua pihak, gw tidak akan menyebutkan nama orang ataupun nama maspakainya. Gw pun tidak berniat melaporkan hal ini kepada siapapun atau lembaga apapun. Tujuan gw hanya sebatas berbagi pengalaman dan mengungkapkan kekecewaan gw. Itu saja, tidak ada maksud lain di baliknya.

***

Kejadiannya berawal saat gw dan temen-temen gw check in di salah satu counter di bandara Lombok. Semua temen gw bukan orang Indonesia, cuma gw sendiri yang orang Indonesia.

Setelah antrian yang cukup panjang, gw pun sampai di counter. Yang ngelayanin seorang mbak-mbak, dengan ditemenin seorang mas-mas di sampingnya. Seperti biasa, si mbak itu meminta passport kita buat verifikasi. Tiba-tiba temen gw yang keliatan bule nanya:

Do we need to pay airport tax?

Ditanya gitu, eeehh si mbak-mbak malah melontarkan pertanyaan yang aneh, “Have you paid yet?

Nope. Where we should pay? Is it here or somewhere else?

Pay here. Each person Rp 150.000.”

Kita pun semua nurut. Masing-masing nyerahin 150 ribu rupiah ke si mbak-mbak tadi.

Setelah verifikasi selesai, si mbak-mbak tadi menyerahkan passport dan boarding pass kita. Gw menyadari sesuatu yang aneh. Setau gw, biasanya setelah kita membayar airport tax, boarding pass kita bakalan ditempelin stiker airport tax, seperti gambar berikut:

Stiker bukti pembayaran airport tax (Gambar di ambil dari jalanjalansingapura.com)

Tapi kali ini tidak. Gw pun verifikasi. Si mbak malah bilang: “Iya ga ada memang. Tunjukin boarding pass aja cukup. Mereka tahu kok dan tidak perlu bayar lagi. Kalo di sini belom bayar, di dalem pasti disuruh bayar.”

Begonya, kita percaya aja dan segera mampir ke restoran terdekat sambil nunggu waktu boarding.

Beberapa hari kemudian, gw baru tahu kalo sejak tanggal 1 Maret 2015, airport tax alias Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), sudah termasuk dalam tiket pesawat. Artinya, penumpang tidak perlu lagi membayar airport tax saat check in. Bahkan gw pun sudah mengecek kalo maspakai yang gw naiki itu, harga tiketnya sudah termasuk airport tax, secara gw membeli tiket tersebut pada bulan April 2015.

Gw ga nyalahin siapa-siapa, termasuk temen gw yang nanya soal airport tax. Menurut gw, sah-sah saja sebagai penumpang kita bertanya. Apalagi sosialisasi tentang airport tax di luar negeri, dan di dalam bandara tersebut, sangatlah minim. Gw sebagai warga negara Indonesia aja ga tau kok. Toh, sebagai staff yang baik, seharusnya memberi tahu bahwa kita tidak perlu lagi membayar airport tax, karena sudah termasuk di dalam tiket pesawat.

Marah, kesal, sedih, kecewa, semua perasaan bercampur jadi satu. Termasuk kasihan sama mbak-mbak itu. Nominalnya memang tidak seberapa buat gw. Namun, gw sungguh sedih dan kecewa, kenapa manusia, yang katanya ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling mulia, justru dengan mudahnya melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Sungguh kasihan si mbak-mbak itu, dia mungkin lupa bahwa Yang Di Atas tidak pernah tidur.

Anyway, gw sudah memaafkannya dan berharap hal serupa tidak terjadi lagi kepada siapapun.

Let’s Restore Faith In Humanity!

Jalan-Jalan Terus: Pulau Lombok yang Menawan

Walaupun lokasinya berdekatan dengan Kepulauan Gili, Pulau Lombok memberikan nuansa yang jauh berbeda dari Gili. Di post sebelumnya, gw menuliskan kalo selama di Gili, gw ga ngerasa sedang berada di Indonesia, sedangkan di Lombok, gw ngerasa kalo gw di Indonesia banget.

Satu kesamaan Gili dan Lombok yaitu penduduknya yang super ramah. Namun sayangnya, mereka cenderung kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Sampah di mana-mana, dan yang paling nyebelin, orang merokok pun di mana-mana. Jarang sekali gw temuin restoran yang mempunyai smoking area khusus, kalopun ada, pasti smoking area dan non-smoking area hanya terpisahkan oleh tembok bayangan yang ga bisa dilihat oleh siapapun. Bahkan di dalam mall-mall dan bandara yang ber-AC sekalipun, gw mencium asap rokok di mana-mana. Miris!

Terlepas dari semua itu, Lombok mempunyai pesona alam yang sangat alami dan mengagumkan, membuat gw jatuh hati! Harga-harga makanan dan paket tour pun, jauh lebih murah dibandingkan Gili.

Read more “Jalan-Jalan Terus: Pulau Lombok yang Menawan”

Jalan-Jalan Terus: Liburan Bebas Polusi di Kepulauan Gili

Kepulauan Gili, atau yang dikenal dengan sebutan Tiga Gili: Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan, merupakan tempat yang sangat cocok untuk rileksasi. Ketiga pulau ini bebas polusi karena kendaraan bermotor tidak diperbolehkan memasuki daerah sini. Selama gw di sana, gw ga melihat satu orang pun yang merokok, dan jalanan pun sangat bersih dari sampah.

Para penduduk di sini mayoritas bisa berbahasa Inggris dan super ramah! Ditambah lagi wisatawan asing yang mendominasi Gili, membuat gw merasa sedang tidak berada di Indonesia. Mereka bahkan mengklaim kalo Pulau Gili relatif aman, and yes, gw beberapa kali menitipkan tas gw di restoran-restoran atau warga sekitar saat gw snorkelling, dan tidak ada satu barang pun yang hilang. Two thumbs up buat orang-orang Gili!

Untuk ukuran pulau kecil, kegiatan yang bisa dilakukan relatif banyak. Berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di Gili Trawangan.

Read more “Jalan-Jalan Terus: Liburan Bebas Polusi di Kepulauan Gili”